Kamis, 23 April 2015

TRANSPARENT FRIEND

Diposting oleh Rhani Cupid di Kamis, April 23, 2015 0 komentar

haloooo, kali ini yang di posting tema baru ya.. KPOP!!! bukan karena lagi tergila-gila loh tapi ini cuma titipan postingan dari adiku yang paling rese, nih dia orangnya klik disini. selamat menikmati...


AUTHOR : RITA AINUN





Cast    : - Lee Jieun
             - Kim Myungsoo
             - Oh Sehun
            - Park Jiyeon
Author : jieunnieaiyu
Genre : horror (maybe), romance, friendship, sad
PG : 13+ oneshoot
             Jieun dengan kesal memakan habis roti isi selai stroberri kesukaannya sambil melirik tajam kearah Myungsoo.
“waeyo?” tanpa rasa bersalah Myungsoo bertanya dengan wajah pucat terlihat jelas diwajahnya.
“ini semua karena mu bodoh! Kenapa kau selalu ada di sekitarku? Kenapa kau tidak hilang dari hadpanku? Kau dan aku berada di alam yang berbeda” ya, mereka berada dialam yang berbeda.  Jieun yang berada dialam dunia, beraktifitas layaknya seorang  manusia biasa, sedangkan Myungsoo dia hanyalah makhluk dari dunia lain dan Myungsoo, manusia bisa memanggilnya dengan sebutan.. hantu.
-Flashback-
            Jieun mengeratkan jaket berbulu nya dan berjalan tergesa-gesa menuju rumah nya yang melewati gang sempit. Udara begitu dingin menusuk kulit dan hujan kecil turun secara bergerombol membasahi rambut hitam milik Jieun.
“Oh Sehun bodoh! Seharusnya dia mengantar ku pulang. Tega sekali dia membiarkan gadis sepertiku pulang sendiri. Seharusnya aku juga tidak memenuhi permintaan dia untuk belajar bersama di apartementnya! Aish menyebalkan! “ menendang sebuah kerikil kecil didepan dan menghentakkan kakinya berkali-kali.
            Memilih untuk berjalan lebih cepat dari sebelumnya ketika Jieun sekilas melihat benda putih bergerak dengan cepat dibelakangnya. Karena rasa penasaran yang besar Jieun menghentikan langkah dan secara perlahan menengok kebelakang. Hanya ada jalanan gang sempit yang gelap dan tidak ada siapapun disana. Jieun menyipitkan mata kecilnya untuk bisa melihat dengan lebih jelas.
“mungkin perasaanku saja” Jieun melanjutkan perjalanan yang sempat terhenti menuju rumahnya yang hanya beberapa langkah Jieun bisa menikmati hangatnya selimut berwarna biru langit dikamarnya.
           Dibalik gang sempit yang gelap seorang lelaki berwajah pucat dan darah yang mengalir dari dahi pucatnya tersenyum, lebih tepatnya menyeringai melihat gadis bermarga Lee yang sudah memasuki rumah hangatnya. Lalu menghilang bagaikan ditelan gelapnya malam
           Jieun berjalan ke ruang tengah dan melihat wanita paruh baya tertidur diatas sofa berwarna silver “eomma pasti menunggu ku pulang” Jieun mengambil sebuah selimut yang terjatuh tidak jauh dari wanita paruh baya yang dia sebut eomma, lalu menyelimuti tubuh sang eomma.
          Menaiki tangga dengan mata yang lesu dan sesekali menguap lebar. Jelas saja waktu sudah menunjuk pukul 11.47 KST sudah waktunya manusia untuk mengistirahatkan tubuh mereka untuk siap beraktifitas keesokkan harinya.
          Jieun membuka pintu kamar, suara decitan pintu terdengar ditelinga gadis mungil itu betapa terkejutnya dia ketika melihat sosok tubuh lelaki berbaju putih yang tampak kotor terdapat bercak darah dan menggendong seekor kucing  belang berwarna hitam dan putih. Mata kecilnya membulat sempurna kala melihat darah berwarna merah pekat mengalir dari dahi lelaki tersebut dan dari mulutnya, lelaki tersebut menyeringai dan tampak menyeramkan dimata Jieun.
          Jieun ingin berteriak sekuatnya tapi apa daya tenggorokkan nya terasa tercekat. Jieun perlahan memundurkan langkahnya, punggung kecil itu menabrak pintu yang sudah tertutup oleh kelakuan lelaki dihadapannya hanya dengan sekali mengerjapkan mata.
‘astaga! H..hantu?!’ Jieun hanya bisa bersuara dalam hati. Keringat dingin mengalir dari dahi Jieun dan nafasnya memburu ketika sosok lelaki menyeramkan itu bergerak mendekati Jieun.
‘jangan mendekat!’ karena takut Jieun menutup rapat matanya dan berdo’a dalam hati supaya tidak terjadi apapun dengan dirinya.
“hei, buka matamu”
‘suara siapa itu? Ah mollagetda!’ memilih untuk tetap menutup matanya rapat-rapat Jieun terus menggerakkan bibirnya meminta pertolongan dari Tuhan
“kubilang buka matamu bodoh! Aku sudah tidak menyeramkan seperti sebelumnya”
              Perlahan Jieun membuka matanya dan tidak melihat sosok menyeramkan melainkan sosok lelaki berwajah pucat sedang mengelus kucing kesayangannya
“k..kau siapa?” Jieun menatap cemas lelaki yang sekarang duduk ditepi kasur miliknya ‘cepat sekali berpindah.. apa dia benar-benar hantu? Tapi wajahnya tidak menyeramkan seperti tadi, yang terlihat hanyalah wajah pucat yang dingin dan mata yang tajam’ gumam Jieun dalam hati
“kau berpikir tentang ku ‘kan?” tanya lelaki itu sambil menatap kearah Jieun dan tetap mengelus kucingnya
“a..aniya” Jieun memberanikan diri menghampiri lelaki itu dan duduk disebelahnya. Hei kenapa Jieun berani? Karena ini bukan pertama kali Jieun melihat sosok seperti itu, Jieun mempunyai kelebihan istimewa yang tidak semua orang mendapatkannya.
“kau tidak takut padaku?” lelaki itu berhenti mengelus kucing dan membiarkannya menghilang, memilih untuk melihat kearah gadis itu dengan dekat. Jieun menggeleng pelan menandakan bahwa Jieun tidak takut hal semacam itu
“tapi kenapa kau tadi memejamkan matamu?” lelaki itu menghilang dengan cepat dan sosoknya kini tengah duduk di kursi belajar milik Jieun
“aku hanya takut melihat darahmu”
“benarkah? Kalau begitu aku tidak akan menunjukkannya lagi padamu” kini lelaki itu berada disamping Jieun kembali
“cih. cepat sekali berpindah”
“tentu saja. Aku kan hantu”
“aku tahu”
“siapa namamu?”
“diamlah aku mengantuk, ini sudah malam kau tahu!” Jieun merebahkan dirinya dikasur empuk nan hangat dan menarik selimut untuk menutupi tubuh mungilnya yang mulai kedinginan
“wah panjang sekali namamu” lelaki itu merebahkan dirinya disamping Jieun
“yak! Kenapa kau disini? Pergilah” Jieun mendorong tubuh lelaki itu namun tangan Jieun tidak bisa menyentuhnya
“kau bodoh! Aku tidak bisa kau sentuh. Aku juga tidak akan macam-macam. Aku hanya hantu tampan yang sedang mencari seseorang yang benar-benar bisa membantuku” ujar lelaki itu sembari merenggangkan tangannya dan memejamkan matanya.
“cih! Siapa namamu?” jujur, kini Jieun ingin lebih mengenal lelaki itu dan ingin membantu memecahkan masalahnya.
“lihatlah kau bahkan bertanya siapa namaku. Kau mulai menyukaiku kkkk~” sungguh Jieun ingin sekali lagi membunuhnya terlihat dari tatapan Jieun yang ingin mencekik leher lelaki yang berada disebelahnya
“kkk~ namaku Myungsoo”
-Flashback end-
“Jieun-a cepat habiskan sarapanmu, Sehun sudah menunggumu diluar” eomma mengambil roti isi yang berada ditanganku dan menaruhnya dipiring
“ish eomma” Jieun mengerucutkan bibirnya, Myungsoo terkekeh pelan yang hanya bisa dilihat oleh Jieun. Eomma Jieun tidak mengetahui kalau ada sosok hantu berkeliaran dirumah mereka.
“cepat temui Sehun!” eomma berteriak dari dapur terlihat ny. Lee sedang mencuci piring dan gelas yang tadi dipakai Jieun untuk sarapan
“arraseo”
              Jieun mengambil tas sekolahnya dan berjalan menuju depan rumahnya, terlihat disana Sehun berada dalam mobil miliknya yang berwarna merah menyala, Sehun melambaikan tangannya pada Jieun. Jieun tersenyum kecil lalu memasuki mobil itu. Myungsoo pun mengikuti Jieun memasuki mobil mewah milik Sehun tanpa membuka pintu, Myungsoo menembus dan duduk dikursi belakang mobil. ‘sungguh menyenangkan bisa mengikutinya kemanapun’ pikir Myungsoo
“kenapa kau selalu menjemputku setiap pagi? Kau bukan supir ku” tanya Jieun sambil menggunakan sabuk pengaman
“aku memang bukan supir mu, tapi aku adalah namja mu” Sehun menancapkan gas dan melaju menuju sekolah mereka
“yak! seenaknya saja” Jieun memukul pelan kepala Sehun, terlihat sang pemilik kepala meringis kesakitan dan mengusapnya
“Jieunnie, ini sakit” Sehun mengerucutkan bibirnya imut. Jieun hanya menjulurkan lidahnya kearah Sehun dan terkekeh pelan.
            Myungsoo yang hanya bisa menyaksikan dua insan didepannya tertunduk lesu ‘aku hanya makhluk transparan tidak berguna’ Myungsoo berujar dalam hati. Jieun yang menyadari aura aneh dari belakang lalu menengok dan mendapati Myungsoo sedang menunduk lesu. Jieun ingin bertanya namun tentu saja Jieun tidak ceroboh. Tidak mungkin ‘kan Jieun bertanya dalam keadaan seperti ini?. Bisa saja Sehun tahu kalau dimobil mewahnya terdapat sosok hantu.
“kau kenapa menengok kebelakang Jieun? ” Sehun bertanya pada Jieun tanpa menolehkan wajahnya dari jalan yang mereka lalui
“ah eobseo” dusta Jieun, Jieun tidak ingin membuat Sehun khawatir dan kembali duduk menghadap depan.
. . .
             Malam ini seperti biasa Jieun belajar dan ditemani Myungsoo. Myungsoo tersenyum manis menatap wajah serius Jieun ketika belajar, menurutnya sangat cantik. Jieun membuka buku matematika nya secara asal untuk menghindari kontak mata dengan Myungsoo.
“jangan menatapku seperti itu Myungsoo!” Jieun menatap kesal pada Myungsoo
“akhirnya kau melihatku juga” Myungsoo berpindah yang semula berada disamping Jieun, kini duduk manis didepan Jieun
               Memilih untuk menghiraukan perkataan Myungsoo, Jieun berjalan memasuki kamar mandi yang benuansa biru langit didalam kamar Jieun. Seperti biasa Myungsoo mengikutinya seperti anak kecil yang takut kehilangan ibunya.
“jangan mengikuti ku sampai kesini! Kau ingin merasakan mati untuk kedua kalinya huh?!” Jieun berteriak dihadapan Myungsoo. Myungsoo yang sedikit tersentak memundurkan beberapa langkah kebelakang dan memasang ekspresi tanpa bersalahnya di wajah pucatnya  sembari menyunggingkan deretan gigi putih miliknya
               Myungsoo menunggu Jieun ditepi tempat tidur dan melihat foto Jieun yang tersenyum manis bersama Sehun.
“kalian sangat cocok” Myungsoo mencoba untuk mengambil bingkai foto yang terletak dimeja samping dekat kasur Jieun namun mengurungkan niatnya itu kala melihat Jieun keluar dari urusan pribadinya. Jieun menghampiri Myungsoo yang sedang duduk manis ditepi kasur Jieun
“jangan melihatnya saja, lihat aku juga Jieun” ucap Myungsoo menatap mata Jieun dalam terlihat dari pancaran mata Myungsoo seperti mengatakan bahwa ‘Jieun, aku akan menghilang. Berbahagialah bersamanya’
“apa maksudmu?”
 “kau menyukainya ‘kan?”
“siapa?”
“Sehun”
-flashback-
          Sehun berlari kecil menuju kelas Jieun, cukup jauh memang melihat Sehun yang berada dikelas B dan Jieun yang berada dikelas F. Sehun tidak henti mengulas senyum dibalik wajah putih miliknya dan tidak memperdulikan tatapan siswa lain yang belihat kearahnya dengan aneh ‘ada apa dengannya?’ ‘dia manis tapi aneh’ ‘apa dia merencanakan sesuatu?’ Sehun benar-benar  tidak memperdulikan sekitarnya. Yang ada dalam pikirannya kali ini adalah Jieun.
“Jieun”  entah sejak kapan Sehun kini telah berada di kelas Jieun. Jieun yang sedang membaca novel bergenre fantasy sontak menghentikan aktivitasnya dan menatap heran kearah namja tinggi dihadapannya
“ayo ikut aku” dengan senyum yang tidak lepas dari bibir manisnya Sehun menarik tangan Jieun dan membawanya keluar kelas
“ yak nanti Yoon songsengnim datang bagaimana?”
           Memilih untuk menghiraukan pertanyaan Jieun dan membawa gadis itu ke rooftop sekolah. Myungsoo mengikuti mereka dengan tatapan bertanya ‘mereka sedang apa?’ dan Myungsoo mendekati mereka, Jieun melirik sekilas kearah Myungsoo lalu menatap wajah lelaki yang berada dihadapannya
“untuk apa ketempat ini?” Jieun menatap heran kearah Sehun, sedangkan yang ditatap melunturkan senyuman manisnya dan menatap serius gadis didepannya
“aku menyukaimu Jieunnie” masih dengan menatap dalam mata Jieun berharap kalau gadis mungil didepannya ini membalas perasaannya. Jieun mematung ditempat, dia tidak tahu harus berkata apa. Apakah harus menerima atau tidak? Apakah harus mengatakan ‘aku juga menyukaimu Sehunnie’? apakah.. ah entahlah Jieun tidak tahu harus bagaimana.
             Myungsoo yang membalikkan tubuhnya memegang dadanya yang terasa sesak dan menghilang begitu saja. Jieun yang menyadari Myungsoo sudah tidak ada menengok kesegala arah berharap kalau disana ada Myungsoo.
“Jieun?” Sehun memegang kedua bahu Jieun. Tanpa diduga Jieun melepaskan kedua tangan Sehun dari bahunya dan berlari meninggalkan Sehun sendiri. Sehun diam mematung menatap lesu punggung kecil Jieun perlahan menjauhinya
-flashback end-
. . .
“ah itu.. hm” Jieun menunduk dan menganggukan kepala nya pelan. Myungsoo yang berada didepannya menghela nafas
“kenapa tidak menerimanya saat itu? Kau bodoh!” Myungsoo menyipitkan matanya dan menatap Jieun tajam seakan ingin membunuhnya
“karena kau tiba-tiba menghilang, aku takut kau menghilang” Jieun menatap Myungsoo terlihat dari sorot mata Jieun bahwa Jieun benar-benar tidak ingin Myungsoo hilang
“tapi aku akan menghilang selamanya dan tidak akan pernah menganggumu lagi. Terimakasih sudah membantuku” Myungsoo tersenyum manis ini senyuman termanis yang pernah Myungsoo berikan untuk Jieun.
-flashback-
“Jieun-a”
“mwo?” Jieun menoleh sekilas kearah Myungsoo dengan mulut penuh potato chips kesukaannya lalu menatap layar tv yang sedang menampilkan acara running man
“aku ingin potato chip itu Jieun” Myungsoo merengek seperti anak kecil sambil memasang wajah manatap Jieun berharap belas kasihan darinya
“tidak akan aku beri” Jieun lalu melahap potato chip lagi dan berhasil membuat Myungsoo menelan saliva nya
“kau jahat Jieun” Myungsoo mengerucutkan bibirnya
“kau tidak bisa memakan ini Myung”
“kenapa?”
“kau hantu”
“aku tahu itu Jieun!”
“yak! Kenapa kau membentakku?!”
             Myungsoo duduk lemas dan menatap tv dalam diam. Jieun merasa bersalah dan akhirnya dia meminta maaf pada Myungsoo
“kau mau membantuku ‘kan?” Myungsoo menatap Jieun, kini tatapan Myungsoo lebih serius dari biasanya
. . .
            Jieun berada didepan rumah besar menggerakkan kakinya menuju depan pintu rumah dan dengan ragu menekan bel rumah itu.
“tidak ada orang?”
“coba tekan lagi”
           Jieun mengangguk dan menekan bel untuk yang kedua kalinya. Tidak lama kemudian seorang wanita yang sebaya dengan Jieun membukakan pintu. Tentu saja yang dilihat wanita itu hanyalah Jieun. Sedangkan Myungsoo menatap wanita itu dengan rasa seperti ingin memeluknya, Myungsoo mengusap kasar pipinya ketika cairan bening sedikit membasahi pipi pucatnya itu
“masuklah” wanita itu mempersilahkan Jieun dan Myungsoo memasuki rumahnya, Jieun tersenyum ramah lalu menduduki kursi empuk milik wanita itu
“aku akan mengambilkan minuman untukmu”
“ah tidak perlu, aku hanya sebentar” ujar Jieun sopan dan kembali tersenyum kearah wanita itu
“baiklah” wanita itu tersenyum kearah Jieun lalu duduk dikursi lain
“apa kau yang bernama Jiyeon?” tanpa berlama-lama Jieun langsung menanyakan awal dari maksud keadatangannya kemari
“ya, kau perlu bantuan dariku?” Jiyeon menatap heran kearah Jieun. Myungsoo yang duduk disebelah Jieun terus memandang Jiyeon dengan mata penuh cairan bening yang susah payah Myungsoo tahan namun akhirnya berhasil mengaliri pipi pucat Myungsoo. Jieun yang tahu keadaan Myungsoo menghela nafas pelan.
“aku hanya ingin memberi surat ini” Jieun memberi sebuah amplop berwarna putih, Jiyeon mengambilnya lalu menatap Jieun seakan bertanya ‘boleh aku buka surat ini?’ Jieun seakan tahu isi hati Jiyeon, Jieun lalu mengangguk sambil tersenyum.


“Jiyeonnie, kau merindukanku tidak? Kau pasti mencariku kemana-mana ‘kan?
Kkk~ maafkan aku karena dulu tiba-tiba menghilang dari mu
Ada yang ingin aku sampaikan padamu Jiyeonnie..
Aku rasa.. aku akan segera menginggalkan dunia ini
Aku akan menyusul eomma dan appa
Aku akan meninggalkanmu Jiyeonnie..
Maafkan aku karena aku tidak memberi tahu keadaan ku saat aku di kuliah di Amerika
Saat itu aku bermain api dibelakangmu. Maafkan aku Jiyeonnie..
Aku terlalu bodoh sampai aku bisa mengkhianatimu
Lalu aku dengan bodohnya berdiri ditengah jalan, aku ingin menghabisi nyawa ku sendiri
Aku benci diriku ini Jiyeonnie
Aku berdiri ditengah jalan dan aku tertabrak truk
Namun aku tidak merasa sakit sama sekali, aku tersenyum saat darah dari dahi ku mengalir
Ini tidak seberapa dibanding dengan rasa sakit yang kau alami
Tuhan mungkin masih sayang padaku
Aku dirawat dirumah sakit dan aku bisa menulis surat ini untukmu
Aku ingin menemui mu dan meminta maaf
Jiyeonnie kau jangan menangis
“kau bodoh Myung!” Jiyeon mengusap air mata yang mengalir deras dipipi halusnya
Maafkan aku karena tidak memberitahu mu
Aku mengidap penyakit kanker pankreas
Aku rasa hidup ku sudah tidak banyak
Mungkin saat kau membaca ini aku sudah tidak ada
“aku tahu kau sudah tenang di alam sana Myung” Jiyeon tersenyum miris menatap surat yang berwarna kecoklatan dimakan waktu
Jiyeonnie, aku mencintaimu..

                                                    From: your handsome guy, Kim Myungsoo
              Air mata Jiyeon mengalir dengan sangat deras begitu juga dengan Myungsoo yang perlahan mendekati Jiyeon dan menghapus air matanya, namun apa daya tangan pucat Myungsoo hanya bisa menembus pipi Jiyeon, Jieun yang melihat itu hanya bisa menghapus setitik air mata yang keluar dari mata kecilnya.
“Jiyeonnie, aku mencintaimu” Myungsoo mengecup pipi Jiyeon, tentu Jiyeon tidak merasakannya. Jiyeon terus menangisi lelaki yang sudah 1 tahun meninggalkannya. Jieun tidak bisa membendung air matanya dan akhirnya jatuh membuat sungai kecil di pipi halusnya
-flashbac end-
“kau.. apakah akan pergi?” tanya Jieun dengan suara yang terdengar menahan tangisannya.
“tentu, aku tidak akan mengganggu mu lagi Jieun. Aku akan berada di alam ku yang sebenarnya” Myungsoo dengan bodohnya menyunggingkan senyuman lagi dihadapan Jieun
“jangan tersenyum, aku membencimu Myung” Jieun mengusap matanya yang mengalirkan setitik air mata
“berbahagialah dengan Sehun” Myungsoo beranjak dari duduknya dan menatap Jieun lalu berjalan mendekati jendela kaca kamar Jieun
“kau mau kemana?” Jieun menghampiri Myungsoo yang kini menatap jauh keluar jendela dan tersenyum meski air mata mengaliri pipinya yang pucat itu
“aku akan pergi” Myungsoo berbalik kearah Jieun lalu mengecup puncak kepala Jieun
“selamat tinggal Jieun”


. . .
             Kini Myungsoo benar-benar menghilang, Jieun merasakan ada yang kurang dari kehidupannya. Jieun kehilangan Myungsoo, kini Jieun tidak bisa bertengkar konyol lagi dengan Myungsoo. Apa yang sedang Myungsoo lakukan disana? Jieun tidak tahu. Jieun hanya bisa termenung mengingat kejadiannya bersama Myungsoo
 “Lee Jieun, kau melamun lagi?”
“ah maaf”
“gwaenchana. Katakan padaku apa yang mengganggu pikiranmu?”
“tidak ada Sehunnie”
 “kau bohong” Sehun mengerucutkan bibirnya.
“kau jelek kalau begitu” Jieun terkekeh pelan lalu ide gila muncul dipikirannya. Jieun mengambil ice cream yang berada ditangannya lalu mencoleknya ke pipi namja yang berada disampingnya
“yak Lee Jieun! Tunggu pembalasanku!” Sehun berteriak  lalu berlali mengejar Jieun yang tidak jauh berada didepannya
             Myungsoo melihat dari balik pohon besar dan tersenyum melihat sepasang kekasih itu berlari dengan senangnya.
“terimakasih Jieun” Myungsoo tersenyum, kini tidak ada lagi air mata yang menghiasi wajah pucat Myungsoo melainkan senyum bahagia karena melihat orang yang dia sayangi juga bahagia. Perlahan Myungsoo menghilang dan hidup tenang di alam nya.

END

Rabu, 15 April 2015

Zidan VS Davi part 1

Diposting oleh Rhani Cupid di Rabu, April 15, 2015 0 komentar
Gak ada alasan apa-apa sih pengen upload foto ini, alesannya karena mereka ini salah satu penyemangat hidup saya, dan sangan sedikit quality time untuk bisa bareng mereka apalagi foto bagus *ngakak* dan pastinya mereka itu cakepnya nurun dari saya *ngakak lagi*
Perkenalan aja sih, kapan-kapan share video nya deh betapa lucu nya mereka :*

baby Zidan alias Jipllun

baby Davi alias Daplun





Luv cups ♥,
 

Rabu, 11 Februari 2015

Shinnen omedetou gozaimasu! (Selamat Tahun Baru!)

Diposting oleh Rhani Cupid di Rabu, Februari 11, 2015 0 komentar
 Kare o mita shunkan ni, kono hito da tte watta no.
Postingan pertama di tahun 2015 ini spesial kutuliskan itu untuk seseorang yang aku kagumi hingga saat ini dan entah sejak kapan. kalau quote diatas tidak bisa di terjemahkan harap maklum karena cuma belajar pola kalimat bahasa jepang selama 1 semester saja :D
walaupun gak akan tau ending dari kisahku nanti tapi aku cukup bahagia bisa merasakan ketulusan ini, aku cukup bahagia walau banyak air mata kerinduan akan sosokmu yang sering muncul dalam mimpi (buruk) ku #ehh.


Luv cups ♥,
 
 

oásis de cupid Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea